Operasi 3 Tambang Batu Bara TBS Energy (TOBA) Berakhir 2027
Jakarta, CNBC Indonesia - Emiten pertambangan PT TBS Energi Utama Tbk (TOBA) mengatakan operasional tiga tambang batu bara akan berakhir pada 2027. Hal ini sejalan dengan rencana perseroan untuk mencapai netralitas karbon pada 2030 melalui inisiatif TBS 2030.
Direktur PT TBS Energi Utama Tbk Juli menjelaskan, keputusan ini disebabkan karena cadangan batu bara atau coal reserve sudah habis meski izin eksplorasinya masih ada. Pihaknya pun tidak berniat untuk melanjutkan demi menekan emisi karbon perusahaan.
Ia pun merinci tiga tambang yang operasionalnya tidak akan dilanjutkan kembali antara lain PT Adimitra Baratama Nusantara (ABN), PT Indomining (IM) dan PT Trisensa Mineral Utama (TMU).
"Tiga-tiganya, cuma waktunya berbeda-beda. Jadi kalau yang ABN itu tahun 2025. Kalau yang Trisensa sama TMU itu kurang lebih tahun 2026-2027," jelas Juli saat ditemui usai Konferensi Pers RUPSLB TOBA, di Jakarta, Kamis, (14/11/2024).
Ia pun tak menyangkal bahwa penghabisan masa tambang ini akan berpengaruh ke pendapatan perseoan. Namun, perusahaan milik Pandu Sjahrir ini sudah menyiapkan strategi untuk menambal EBITDA perusahaan usai aksi ini.
"Bentuknya bisa organik atau anorganik. Jadi kalau misalkan kita cari bisnis yang masih greenfield, ya berarti kita bangun sendiri. Tapi kalau kita yang inorganik mungkin bentuknya kayak akuisisi tadi," katanya.
Adapun akuisisi yang disebutkan mengacu kepada proses pengambilalihan mengakuisisi seluruh saham Sembcorp Industries (Sembcorp) di anak usahanya, Sembcorp Environment Pte. Ltd, berbasis di Singapura.
Selain itu, TOBA juga menyiapkan dana segar hasil divestasi dua Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) miliknya di Sulawesi Utara (Sulut) sebesar US$144,8 juta atau sekitar Rp2,28 triliun untuk mengembangkan bisnis baru terbarukan.
Sumber : cnbcindonesia.com